Gamelan
Menghidupkan Desa
Saya masih teringat dengan pengalaman yang terjadi
bebarapa tahun lalu ketika diajak melihat pertunjukan wayang oleh bapak di desa
sebelah kampung saya. Setibanya dilokasi, perhatian saya tertuju pada
orang-orang yang ada disekitar lokasi pertunjukan. Baik orang muda, tua,
muda-mudi pria dan wanita berbaur di sekitar lokasi pertunjukan dengan
kesibukan masing-masing yang membuat suasana menjadi meriah. Mereka yang duduk
bercengkraman dengan temannya ataupun keluarganya sambil menikmati makanan yang
di jajakan oleh para pedagang ataupun sekedar menghisap rokok untuk
menghangatkan badan.
Banyak penjual yang menjajakan dagangannya yang tidak
terlalu jauh dari lokasi dengan harapan masih bisa mendengarkan suara gamenan
dan dalang melalui pengeras suara. Makanan yang biasanya dicari pada saat
pertunjukan wayang adalah gulai kambing, karena dengan semangkuk galai bisa
menambah kehangatan untuk menikmati pertunjukan dan bercengkraman antar
pengunjung yang lain. Entah membicarakan tentang dalang, wayang, lakon ataupun
kesibukan sehari-hari. Dari sini bisa dilihat bahwa pertunjukan wayang dapat
menghidupkan nilai ekonomi di masyarakat desa karena dapat menjadikan momentum
untuk mengais rejeki.
Penonton
yang datang tidak hanya daerah
sekitar pertunjukan, tetapi juga dari daerah lain. Para penonton yang datang
dari daerah lain memang sebagian berlatar belakang bisa dikatakan penggemar
berat dengan sosok dalang yang sedang melakukan pertunjukan. Tidak bisa
dipungkiri sosok dalang juga mempunyai daya tarik sendiri bagi penonton untuk
menikmati pertunjukan wayang. Karena dalang
dengan karakteristiknya tertentu dapat membuat penonton antusias dalam
menyaksikan pertunjukan dan menerima pesan-pesan yang disampaikan dalang dalam
lakon wayang yang dimainkan. Selain itu juga kolaborasi dengan alunan gamelan
yang dibawakan pengrawit dan
pesan-pesan dalam gendhing yang
dilantunkan para sinden juga mempunyai daya darik sendiri untuk memeriahkan
peryunjukan.
Suara gamelan yang masih terdengar menjadi pertandai hidupnya
desa karena masih terdengar suara kesibukan masyarakat dalam mensyukuri hidup.
Harmonisasi gamelan
tidak lepas gabungan beberapa
alat musik tradisional yang dimainkan sesuai dengan caranya masing-masing. Tetapi dilihat dari
artinya gamelan adalah alat musik yang dipukul. komposisi gamelan bervareasi
bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. tetapi ada alat musik pokok yang
menjadi ciri khusus atau bisa dikatakan selalu melekat pada gamelan. Adapun gamelan hanya
alat musik umtuk sarana mengiringi tembang-tembang yang dilantunkan.
Hadirnya gamelan dilihat
dari sisi historinya memang tidak ada lepas dari pengaruh tradisi ataupun
kepercayaan masyarakat yang berkembang pada kalanya. ada yang mengatakan bahwa
gamelan dibawa dari india bersamaan penyebaran agama hindu-budha dan melalui
kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia dan bisa dilikat daei relief-relief
yang ada dicandi. Seorang sarjana berkebangsaan Belanda bernama Dr. J.L.A.
Brandes secara teoritis mengatakan bahwa jauh sebelum datangnya pengaruh budaya
India, bangsa Jawa telah memiliki keterampilan budaya atau pengetahuan yang
mencakup 10 butir dan didalamnya ada gemalan.
Berarti gamelan lebih
dahulu ada sebelum pengaruh hindu dan india dinusantara. bisa dikatan gamelan
sudah ada pada jaman prasejarah, tetapi karena belum mengenal tulisan maka
bukti mengenai hal ini belum banyak ditemukan.
Gamelan mempunyai karakteristik berirama yang halus. Hal ini bisa dilihat dari irama yang dimainkan
cenderung pelan dan lambat. Hal
ini juga tidak lepas dari karakteristik orang jawa yang ramah, tenang dan
lembut. tetapi karakteristik halus pada gamelan tidak berarti menghilangkan
gertakan kehidupan yang ada dalam tembang-tembang yang diiringi. Begitu pula banyak makna dan falsafah hidup masyarakat
desa yang hanya dilihat tanpa mengetahui seluk beluk dan sebab akibatnya
berarti. Begitu pula dengan pertunjukan wayang yang memang
sesuai dengan karakteristik masyarakat jawa untuk menyampaikan pesan-pesan
dalam lakon yang dimainkan oleh dalang. Untuk itu dalam setiap pertunjukan
wayang pasti diiringi alunan musik gamelan dan masih banyak dijumpai di
desa-desa.
Pertunjukan
wayang masih ada sampai sekarang di desa meskipun jumlahnya mengalami
penurunan. Pertunjukan wayang biasanya digelar untuk memeriahkan acara atau peringatan tertentu seperti
bersih desa, nyadran, ruwatan, ruwahan,
rasulan, peringatan HUT RI dll. Seiring berjalannya waktu dan arus
modernitas jaman, sekarang ini mulai jarang untuk ditemui pertunjukan wayang
untuk memeriahkan acara hajatan atau orang punya kerja. Karena untuk menggelar
pertunjukan wayang selain membutuhkan tempat yang luas juga tidak sedikit biaya
yang harus dikeluarkan. Maka dari itu pagelaran wayang diselenggarakan dengan
bersama-sama/patungan dalam
masyarakat atau instansi tertentu yang mempunyai tempat dan biaya yang
mencukupi.
Kedudukan dan status pertunjukan wayang dulu dalam
masyarakat desa dianggap penting jika dapat membangkitkan ideologi, harapan,
maupun cita-cita yang dinginkannya. Oleh karena itu dulu masyarakat desa berpendapat
bahwa setiap individu harus melakukan upacara-upacara seperti mengadakan
pertunjukan wayang setidaknya sekali dalam hidup, bila tidak mereka dianggap
tidak memenuhi kewajiban dalam hidupnya.
Masyarakat
desa menganggap bahwa hubugan antara kekuatan supranatural baik yang bersifat
abstrak seperti seng gaweurip (yang bikin kehidupan), seng momong (yang menjaga alam)
maupun yang manjaga keseimbangan alam dan keselamatan desa seperti seng mbaureksa (yang menjaga). Semua harus
dijaga untuk mancapai ketentraman hidup. Untuk menjaga hubungan tersebut mereka
menciptakan ritual-ritual
seperti bersih desa, ruwatan,
ruwahan tadi. Hubungan ini dipertahankan terus menerus oleh oleh warga
masyarakat desa karena menganggap bahwa hal ini dapat menghasilkan interaksi yang
harmonis dan bersifat abadi sesuai tujuan tadi.
Kepercayaan terhadap hal-hal seperti itu menumbuhkan
ruang khusus yang dapat menghubungkan manusia dengan seng gawe urip, seng momong, dan
seng mbaureksa maupun kekuatan lain yang dipercaya dapat mempengaruhi
kehidupan manusia. Namun, untuk mengisi ruang tersebut sering tidak dibarengi
dengan kegiatan ibadah maupun aktifitas religi lainnya tetapi kegiatan jenis
kesenian yang bagi masyarakat desa tidak terpisahkan dengan kegiatan ritual.
Hal tersebut yang kadang menjadi kontroversi dalam masyarakat sehingga
menimbulkan dilematika bagi masyarakat lain apakah hal tersebut disebut sebagai
untuk melestarikan budaya atau malah bagian dari menghilangkan agama bahkan
Tuhan karena dianggap meminta bantuan selain Tuhan (Musrik).
Beragam tujuan
diselenggarakannya
pagelaran wayang. Menengok ke sejarah ke belakang, wayang merupakan tradisi
yang dibawa oleh Sunan Kalijaga pada waktu itu untuk menyebarkan ajaran agama
Islam di tengan kepercayaan masyarakat Jawa menganut agama Hindu pada waktu
itu. Dengan adanya wayang pesan siar agama dapat diterima masyarakat tanpa
adanya pertikaian. Sampai saat ini wayang juga masih digunakan sebagai siar
agama Islam. Selain itu, wayang juga digunakan untuk kampanye tentang apa saja,
misalnya pemilihan umum atau sosialisati tentang kebijakan pemerintah. Ternyata
cara ini lebih efektif bisa diterima oleh masyarakat Jawa, khususnya yang ada
di daerah pedesaan.
Tujuan tersebut juga tergantung dengan
yang menyelenggarakan,
contohnya instansi diantaranya adalah untuk sosilisasi. Sosialisasi dengan
menggunakan tanggapan dinilai lebih efektif karena dilain pesan-pesan yang
disampaikan juga sebagai hiburan bagi sasaran sosialisasi. sosialisasi
diantaranya adalah
mengemai menyambut pemilihan umum atau dari dinas tertentumengenai tugasnya. Tujuan
lainnya adalah yang banyak dijumpai didesa-desa dalam acara bersih desa. Diantaranya adalah :
1. Sebagai wujud ungkapan
terimakasih kepada Dewi Sri yang telah menjaga tanaman-tanaman pertanian
sehingga terhindar dari hama
2. Untuk
menjaga keselamatan para warga desa dari gangguan hal-hal gaib seperti roh atau
arwah yang masih gentayangan
3. Agar
terhindar dari gangguan-gangguan penyakit,keamanan dan bencana
4. Untuk
sarana membersihkan desa dan warganya dari musibah atau kesengsaraan agar desa
tersebut menjadi aman dan tentram,
dll.
Upacara
bersih desa dengan mengadakan pertunjukan
wayang merupakan sistem aktivitas atau
rangkaian tindakan terstruktur yang ditata oleh adat yang berlaku dalam
masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya
terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan upacara bersih desa tidak
lepas dari interaksi sosial masyarakat karena interaksi sosial melibatkan
banyak orang sehingga mempunyai hubungan timbal balik antara pelaku dan upacara
yang akan dilakukan serta unsur-unsur yang mendukungnya. Oleh karena itu
interaksi sosial menjadi faktor terpenting dalam hubungan dengan orang lain dan
menyangkut keberhasilan suatu upacara, hal ini menunjukkan adanya gotong-royong
dan kerja sama. Adat dan budaya manusia tidak dapat dipungkiri peranannya
sebagai ritual atau kepercayaan masyarakat.
Sedangkan
nilai yang dipahami oleh masyarakat dari upacara adat bersih desa antara lain; Nilai
kebersamaan/sosial yaitu masyarakat secara bersama-sama bekerja bakti
membersihkan makam dan membuat umbul-umbul sehingga kebersamaan antar mereka
tetap terjalin dengan baik. Gotong
royong yang dilakukan dalam mempersiapkan semua keperluan yang dibutuhkan dalam
pertunjukan. Sehingga nilai kebersamaan masih tetap terjaga meskipun diera
modern ini.
Nilai selanjutnya adalah nilai
religi yaitu hubungan manusia dengan Tuhan dapat terjalin dengan baik jika
mereka menjalankan agama dan tradisi upacara bersih desa setiap tahunnya. Sebagai perwujudan syukur
kepada Tuhan yang telah memberikan hasil panen yang melimpah. Nilai religi juga berhubungan dengan nilai
keamanan yaitu masyarakat bisa terbebas dari pagebluk dan seluruh desa akan
merasa aman. Karena diyakini mendapat
perlindungan dari yang Maha Kuasa.
Nilai
ekonomi yang menjadi keinginan masyarakat desa untuk memenuhi
kehidupan. Dianranya yaitu dengan tetap
melaksanakan upacara masyarakat akan lebih mudah dan bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya, serta hasil panen akan meningkat di tahun depan. Selain itu pada saat acara berlangsung akan banyak
pedagang yang menjajakan dagangannya sehingga otomatis juga berdampak pada roda
perekonomian pedagang.
Dari
berbagai aspek dan nilai yang terdapat pada pertunjukan wayang dengan iringan
gamelan dalam acara peringatan-peringatan yang
ada dalam masyarakat desa ini membuktikan bahwa pertunjukan yang
melibatkan gamelan menjadikan desa menjadi lebih hidup. Hidupnya desa tidak
hanya dilihat dari adanya sekumpulan orang didalamnya tetapi juga karena
manusia-manusia tersebut secara sadar melaksanakan
acara yang dapat menghidupkan manusia lain maupun hal-hal yang dinilai kurang berdampak
pada kehidupan manusia dalam bermasyarakat.